Anies Melayat ke Rumah Duka Affan Kurniawan, Ikut Salat Jenazah
timormedia.org – Pagi itu, suasana rumah duka di Jalan Lasem, Menteng, Jakarta Pusat langsung berubah haru saat Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta, datang melayat. Dia bukan cuma menyampaikan duka, tapi juga ikut menyalatkan jenazah Affan Kurniawan, driver ojol yang tragis tewas terlindas rantis Brimob dalam aksi unjuk rasa di depan DPR. Sebuah momen nyata yang menunjukkan empati dan solidaritas tingkat tinggi.
Suasana Haru di Rumah Duka – Kedatangan Anies Menambah Kesedihan dan Harapan
Ketika Anies tiba di rumah duka sekitar pukul 08.40 WIB, suasana mendadak berubah pilu. Ibu Affan, Erlina, kontan meledak isak tangis saat melihat sosok yang dianggap memberikan kehadiran penting di saat duka.
“Anak saya sudah nggak ada, Pak. Sudah ga ada anak saya,” teriaknya pilu, disambut pegangan tangan Anies yang memberi kekuatan sekaligus rasa duka yang tulus.
Anies tampak menunduk dan memeluk keluarga Affan, sambari menyampaikan belasungkawa yang mendalam—sebuah gesture sederhana namun penuh makna.
Tak hanya itu, Anies juga menegaskan bahwa perjuangan mencari keadilan untuk Affan tidak akan berhenti di pemakaman saja. Dia menyampaikan bahwa jutaan rakyat Indonesia akan memperjuangkan keadilan ini.
Ikut Menyalatkan Jenazah – Momen Persatuan dalam Kesedihan
Setelah memberikan dukungan emosional, Anies kemudian ikut menjadi makmum dalam salat jenazah di Masjid Al Fallah, yang berada tak jauh dari rumah duka. Suara imam yang memimpin salat pun terasa begitu menyentuh.
Kehadirannya di barisan orang-orang yang turut menyalatkan Affan jadi simbol kebersamaan dan penghormatan bagi keluarga korban. Suasana penuh duka tapi juga membangkitkan harapan akan keadilan.
Seusai salat, jenazah Affan kemudian diantar menuju TPU Karet Bivak. Anies ikut mengiringi dalam konvoi penuh kesedihan bersama ribuan rekan ojol, tokoh masyarakat, dan keluarga.
Di Pemakaman – Solidaritas Masyarakat Kuat Banget
Di TPU Karet Bivak, ribuan ojol hadir memberikan penghormatan terakhir kepada Affan dalam keadaan khidmat. Anies berdiri bersama tokoh-tokoh lain seperti Rieke Diah Pitaloka, Kapolda Metro Jaya, hingga Pangdam Jaya.
Dari barisan jemaah, terdengar doa-doa penuh harapan sekaligus solidaritas yang menguat. Anies bahkan menyebut Affan sebagai seseorang yang meninggal syahid—sebuah bentuk penghormatan tinggi.
Sementara itu, Jusuf Hamka (Baba Alun) juga hadir dan menyampaikan niat mulia: memberikan beasiswa kepada adik-adik Affan sebagai bentuk dukungan moral dan materiil.
Pesan Moral dan Harapan Anies bagi Solidaritas Ojol dan Perbaikan
Anies tidak hanya datang untuk melayat. Dia mengajak komunitas ojol agar tetap solid, saling mendukung, bahkan setelah musibah ini berlalu. Solidaritas bukan sekadar ikut di lapangan, tapi juga dalam struktur sosial jangka panjang.
Anies menekankan bahwa tragedi Affan menjadi momentum untuk memperjuangkan keadilan dan reformasi dalam sistem, terutama terkait keamanan ketika masyarakat melakukan aksi public atau demo. Kesedihan ini harus jadi titik refleksi agar kejadian serupa tidak terulang.
Penutup – Empati, Aksi, dan Harapan Bahagia
Kehadiran Anies Baswedan di tengah duka itu bukan sekadar seremoni. Itu adalah refleksi nyata nilai kemanusiaan—melayat, memberi dukungan, dan menyalatkan jenazah Affan dengan khidmat. Langkah ini melebur perbedaan dan menyatukan rakyat dalam upaya keadilan.
Semoga keluarga Affan menerima keadilan yang pantas. Dan komunitas, terutama ojol, terus menguat dalam solidaritas, menyalakan harapan di masa mendatang—bukan lagi sebagai korban, tapi sebagai agen perubahan.
Rekomendasi Lanjutannya
Untuk Siapa | Rekomendasi Utama |
---|---|
Pemerintah & Aparat | Lanjutkan proses hukum secara transparan, evaluasi SOP penanganan demo, jaga keamanan rakyat. |
Komunitas Ojol | Perkuat jaringan solidaritas, edukasi tentang hak-hak pekerja, dan isu keselamatan. |
Publik & Media | Tetap kawal informasi, dukung penyelesaian adil, dan suarakan keadilan bagi yang terpinggirkan. |