PDIP Ingatkan Calon Hakim MK: “Jangan Hantam DPR”
timormedia.org – Saat menjalani fit and proper test sebagai calon tunggal Hakim MK pengganti Arief Hidayat, Inosentius Samsul mendapat pesan tegas dari legislator PDIP, Irjen (Purn) Safaruddin: “Bapak dipilih dari DPR—jangan kembali menghantam DPR”.
Safaruddin mengingatkan bahwa posisi Inosentius memiliki akar di lembaga legislatif, menekankan pentingnya menjaga sikap dan garis loyalitas meskipun nantinya menjadi bagian dari kekuasaan kehakiman.
Respons Inosentius dan Kritikan dari Publik Sipil
Inosentius menanggapi pesan tersebut dengan elegan. Ia menyatakan bahwa sudah memahami bagaimana DPR bekerja karena kariernya selama 35 tahun sebagai “orang di dalam” DPR. Menurutnya, tidak ada niatan menghantam lembaga legislatif karena perannya sebagai perancang hukum DPR membekali penghargaannya terhadap institusi tersebut.
Namun, respons PDIP itu menuai kritik tajam dari publik sipil. Formappi menilai pernyataan tersebut “memalukan”, karena mengindikasikan DPR mencoba mempengaruhi hakim MK agar tidak independen. Lucius Karus bahkan menyebut bahwa fit and proper test hanya bersifat formalitas yang menutupi dinamika politik internal DPR.
Implikasi Politik dan Tata Negara
Pesan kepada calon hakim MK untuk tidak menghantam lembaga pengusul membuka tanda tanya mengenai independensi pengadilan. Padahal, DJunghan MK memiliki otoritas menguji produk DPR—termasuk undang-undang yang mungkin kontroversial. Intervensi semacam ini bisa melemahkan posisi MK sebagai penjaga konstitusi.
Anggota Komisi III lainnya, seperti Habiburokhman, pun membantah bahwa Inosentius merupakan “titipan.” Mereka menegaskan pemilihannya sesuai prosedur demokratis. Kendati begitu, pesan PDIP tetap dilematis—orang-orang independen bisa merasa terpojok dalam posisi baru mereka.
Jika calon hakim terlalu menjaga hubungan simbolis dengan DPR, maka MK bisa kehilangan kredibilitas sebagai institusi penguji hukum. Ini risiko serius bagi demokrasi dan kepercayaan publik terhadap sistem hukum Indonesia.
Penutup
Kesimpulan
Peringatan PDIP agar calon Hakim MK tak menghantam DPR memberikan gambaran tentang tarik ulur politik-legislatif dalam pemilihan hakim. Sementara Inosentius menunjukkan sikap menghormati, kritik publik menyorot potensi konflik konseptual antara loyalitas dan independensi.
Harapan
Dihargai sebagai lembaga independen, MK seharusnya tidak terjebak dalam tekanan politik. Semoga para hakim baru seperti Inosentius Samsul bisa menjaga garis integritas serta memastikan keputusan konstitusional dibuat tanpa ikatan politis—demi keadilan dan penegakan hukum yang autentik.