Latar Belakang – Saat Negeri Membutuhkan Doa & Kebersamaan
timormedia.org – Pemerintah Kabupaten Bekasi menggelar doa bersama untuk keselamatan bangsa di Plaza Pemda, Cikarang Pusat, Senin pagi, 1 September 2025, tepat pukul 07.30 WIB. Kegiatan ini berbarengan dengan salat hajat dan salat ghoib berjamaah sebagai bentuk ikhtiar sekaligus kepedulian terhadap kondisi nasional. Bupati Ade Kuswara Kunang menyampaikan bahwa momentum ini penting untuk memohon perlindungan dan ketenangan bagi masyarakat dan bangsa secara keseluruhan.
Pemkab Bekasi mengajak masyarakat menjaga kondusivitas dan memperkuat solidaritas di tengah gejolak sosial-politik. Doa bersama itu melibatkan berbagai unsur pemerintahan dan masyarakat: Forkopimda, MUI Kabupaten, ponpes, ormas, camat, kepala OPD, dan ASN—menunjukkan sinergi antara pemerintah dan warganya dalam menjaga ketenangan demokrasi.
Bagi Pemkab, kegiatan ini bukan sekadar ritual. Bahkan bukti nyata bahwa dalam situasi menegangkan—seperti pasca unjuk rasa nasional—semangat kebersamaan dan religiusitas tetap menjadi perekat sosial. Undangan untuk membawa peralatan salat dan pastikan wudhu di rumah juga mencerminkan kesiapan administratif agar acara berjalan tertib.
Isi Doa, Pesan Bupati & Peserta yang Terlibat
Bupati Ade Kuswara menekankan bahwa doa ini adalah munajat kolektif agar bangsa dapat mengalami perbaikan, ketenteraman, dan terhindar dari dampak kericuhan di pusat. Ia berharap agar suasana di Kabupaten Bekasi tetap terjaga aman — “jangan sampai situasi di pusat merembet ke daerah” — karena Bekasi adalah rumah bersama yang butuh keharmonisan.
Selain pemerintah daerah dan tokoh agama, kehadiran pemuda, aktivis kampus, komunitas ojol, dan masyarakat sipil menunjukkan bahwa panggilan kebangsaan menembus berbagai lini. Mereka mendeklarasikan bersama menjaga keamanan sambil membuka ruang aspirasi warga secara tertib dan damai.
Beberapa kebijakan pemerintah juga dipastikan tetap berjalan. Misalnya, pembelajaran jarak jauh (PJJ) diterapkan untuk siswa sekolah agar tidak terdampak kerusuhan yang terjadi di ibu kota—sebuah bentuk antisipasi nyata pemerintah daerah terhadap keselamatan generasi muda.
Makna Sosial & Politik dari Doa Kebangsaan di Bekasi
-
Simbol Persatuan & Ketahanan Sosial
Doa bersama ini bukan hanya seremonial—tapi simbol nyata bahwa Pemerintah Daerah dan warganya ingin menjaga ikatan kebangsaan walau situasi nasional gonjang-ganjing. Semangat kebersamaan semakin kokoh dengan melibatkan tokoh lintas agama dan komunitas. -
Kerangka Stabilitas Lokal
Dengan situasi nasional yang mudah terprovokasi, penguatan spiritual lewat doa adalah bentuk mitigasi lokal. Ini agar isu pusat tidak mengganggu keamanan dan kenyamanan di daerah—bekal penting untuk membendung paparan eksternal. -
Pelibatan Warga dalam Keputusan Damai
Doa bersama menunjukkan bahwa masyarakat Bekasi tersambung dengan pemerintahan, bukan di-outsource-kan dari proses politik. Kehadiran ojek online dan aktivis memberikan warna inklusif bahwa aspirasi bukan monopoli elit — tapi platform dialog warga.
Penutup
Intinya — Doa Bersama Pemkab Bekasi bukan Sekadar Seremonial
Pemkab Bekasi gelar doa bersama untuk keselamatan bangsa adalah inisiatif menyeluruh yang mengajak seluruh elemen masyarakat bersatu dalam doa, salat hajat, dan salat ghoib. Acara ini jadi penanda bahwa kekuatan spiritual dan kebangsaan berjalan bersamaan untuk menjaga kondusivitas lokal dalam masa krisis nasional.
Harapannya — Bekasi Tetap Aman, Damai, dan Optimis ke Depan
Semoga momentum ini bukan hanya jeda spiritual, tapi titik titik bangun kesadaran kolektif. Pemerintah daerah dan masyarakat terlibat, menjaga keamanan, dan mendengar aspirasi — sehingga Bekasi tak hanya survive, tapi terus maju sebagai bagian penting dari Bangsa Indonesia yang plural dan kuat.